86.400
Detik yang Terlewatkan
1 Hari = 24 Jam
1 Jam = 60 Menit
1 Menit = 60 Detik
1 Hari =
86.400 Detik
“Sedalam apa
perasaaanmu padaku ?”, tanyaku dalam hati.
Kamu, iya kamu. Kamu yang dulu selalu menjadi prioritas
utama dalam hidupku, sampai sering aku mengabaikan rasaku sendiri demi kamu.
Kamu yang memang tidak pernah menuntut apa-apa dariku, tapi sudah tugasku untuk
membahagiakanmu. Tapi belakangan ini aku merasakan ada yang berubah darimu,
kamu yang tidak sehangat dulu lebih tepatnya. Atau mungkin kamu sudah memiliki
orang lain yang jauh lebih pantas untuk kau berikan perhatian-perhatian kecilmu
itu. Aku kangen kamu, ya kangen semua tentang kamu dan tentang kita.
***
Detik demi detik dalam
kehidupan ini pasti pernah kita lalui, mungkin masing-masing orang telah
melewati jumlah detik yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Tapi
pernahkah kita pikirkan apa yang kita telah lakukan dengan detik –detik
tersebut ? Apakah dalam detik-detik itu kita berbuat baik, menyenangkan hati
orang, menyakiti orang, atau malah meninggalkannya ?
Dalam ujian pun detik-detik terutama detik-detik terakhir
itu sangat berguna, misalnya dalam waktu 5 detik terakhir dalam ujian mungkin
kita masih bisa menghitamkan satu pilihan jawaban pada lembar jawaban, begitu
pentingnya detik-detik tersebut. Mungkin kita tidak terlalu memperdulikan
detik-detik ini, karena kita terlalu terbuai dengan jam. Bukannya ingin
menyalahkan jam, tapi benar kan bahwa kita lebih sering memperhatikan jam
daripada detik ? Padahal tidak mungkin ada jam jika tidak ada detik. Kita
sering bertanya, “Jam berapa sekarang ?” bukan “Detik yang keberapa sekarang
?”. kita mungkin akan di cap sebagai orang aneh jika menanyakan hal yang
seperti itu. Detik mungkin memang suatu yang kecil, tapi ingat tidak ada
sesuatu yang besar jika tidak didahului oleh sesuatu yang kecil, tidak ada
perhatian yang besar jika tidak didahului oleh perhatian yang kecil.
***
Kamu adalah sosok
lelaki yang sejak dulu aku inginkan. Entah telah berapa juta detik, milyar
detik, atau bahkan triliun detik yang aku korbankan hanya untuk menunggumu.
Detik-detik itu rela aku gunakan untuk munggumu, meskipun aku sadar kita
dipertemukan hanya untuk sekedar berkenalan, bukan menjadi tujuan akhir
penantianmu. Tapi apakah salah detik-detik yang aku korbankan itu aku
perjuangkan untukmu ? Sosok lelaki misterius yang tidak pernah ku mengerti
jalan pikirannya.
Dengan
semua pengabaianmu, tidak pernah sedikitpun aku mengurangi jumlah detik yang
aku punya untuk meninggalkanmu. Seberapa pentingnya aku buatmu ? Aku sering
merasa bahwa apa yang kita lalui dalam detik-detik perkenalan kita ini lebih
dari sekedar biasa, kita yang hanya teman tapi lebih dari sekedar teman, kita
yang sahabat tapi lebih dari sekedar sahabat, tapi jika kita dibilang pacaran
kita tidak pernah mengukuhkan perasaan masing-masing. Kita memiliki perasaan
yang sulit untuk di deskripsikan dengan kata-kata.
Dan
yang terakhir kali aku mengerti bahwa hubungan kita baik-baik saja, hanya kamu
saja yang sudah tidak berminat lagi memberiku kabar seperti biasa. Aku akan
merasa sangat bodoh ketika aku mengirimkan pesan untukmu tapi kau tak pernah
membalasnya. Sama dengan betapa bodohnya aku ketika aku memberikan perasaan ini
untukmu tapi kau tak pernah membalasnya. Tapi meskipun aku tahu, tidak pernah
sedikitpun aku mengurangi detik-detik yang aku punya untukmu ?
Mungkin
malam itu, malam yang paling mengesankan buatku. Kamu yang begitu perhatian,
mungkin perhatian itu adalah perhatian terakhir yang akan aku dapatkan darimu.
Perhatian terakhir dalam statusmu yang single,
karena ku tahu pada keesokan harinya kau telah merubah statusmu itu menjadi taken.
Tidak
pernah ku salahkan keadaan kita, mungkin memang aku yang terlalu cepat
merasakan dan terlalu cepat mengartikan semuanya. Satu hal yang perlu kamu
tahu, sayang ini masih disini, cinta ini pun juga masih disini, masih disini
dan masih untukmu.
86.400 detik yang aku
lewatkan dalam satu hari
Semuanya untuk
memikirkanmu
Semuanya untuk membuat
kamu bahagia bersamaku
Jadi jangan salahkan
dirimu atas apa yang terlah kamu pilih
Aku akan tetap support
kamu, asal kamu bahagia menjalaninya
:)